Senin, 24 Juli 2017

Mengenal Fungsi Query PHP-MySQL: mysql_query

Untuk menjalankan query MySQL, PHP menyediakan fungsi mysql_query(). Fungsi ini dijalankan setelah koneksi berhasil dilakukan dengan fungsi mysql_connect().
Fungsi mysql_query() merupakan fungsi yang akan sering kita gunakan, karena dengan fungsi inilah PHP akan melakukan ’percakapan’ dengan MySQL. Hampir seluruh perintah query MySQL yang kita bahas pada tutorial belajar MySQL Dasar, dapat dijalankan dengan fungsi mysql_query().
Fungsi mysql_query() membutuhkan 2 argumen, dimana argumen pertama diisi dengan query MySQL, dan argumen kedua diisi dengan link koneksi hasil fungsi mysql_connect(). Argumen kedua ini bersifat opsional.
Berikut adalah format dasar penulisan fungsi mysql_query() dalam PHP:
$result = mysql_query("query_mysql",[$link_koneksi_mysql]);
  • $result adalah variabel yang akan menampung hasil dari fungsi mysql_query(). Jika fungsi mysql_query() berhasil dijalankan, variabel $result akan berisi hasil query, namun jika query gagal, variabel ini akan berisi nilai boolean FALSE. Variabel $result bertipe resources (sama dengan hasil dari fungsi mysql_conncect()). Nama dari variabel ini tidak harus ditulis sebagai $result, anda bebas jika ingin menggantinya dengan nama lain.
  • ‘query_mysql’ adalah argumen pertama fungsi mysql_query(). Pada bagian inilah kita menulis query MySQL. Query tersebut selanjutnya akan dikirim kepada MySQL Server untuk diproses. Argumen ini harus pertipe string dan mengikuti aturan penulisan string didalam PHP. Contoh query ini, misalnya “SELECT * FROM mahasiswa”, atau “CREATE DATABASE universitas”.
  • $link_koneksi_mysql adalah argumen kedua dari fungsi mysql_query(). Argumen ini diisi dengan variabel hasil pemanggilan fungsi mysql_connect(). Argumen ini bersifat opsional, dan jika diabaikan PHP akan menggunakan variabel mysql_connect() yang sedang terkoneksi saat ini.
Jika anda belum memahami pengertian dan cara penulisan query SELECT MySQL, duniailkom telah menyediakan tutorial dasar tentang query dalam Tutorial MySQL: Cara Penulisan Query SELECT MySQL.

Cara Menjalankan query MySQL dari PHP

Untuk memahami cara penggunaan fungsi mysql_query(), langsung saja kita masuk kedalam contoh program. Dalam contoh program berikut, saya akan membuat query untuk menampilkan seluruh database yang ada di dalam MYSQL.
Berikut adalah contoh program penulisan fungsi mysql_query dalam PHP:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
<?php
//buat koneksi dengan MySQL
$link=mysql_connect('localhost','root','');
 
//jika koneksi gagal, langsung keluar dari PHP
if (!$link)
   {
   die("Koneksi dengan MySQL gagal");
   }
 
//jalankan query
$result=mysql_query('SHOW DATABASES',$link);
 
//tampilkan hasil query
while ($row = mysql_fetch_row($result))
   {
     echo $row[0];
     echo "<br />";
   }
?>
Jika anda menjalankan perintah diatas, didalam web browser akan tampil semua nama database yang ada dalam MySQL.
Pada baris ke-3 dari program diatas, saya membuat koneksi dengan MySQL menggunakan fungsi mysql_connect(). Fungsi ini menggunakan user ’root’ dan tanpa password. Hasil koneksi fungsi saya simpan ke dalam variabel $link.
Selanjutnya pada baris ke-6 saya memeriksa nilai dari koneksi mysql_connect() dengan cara membuat logika IF untuk variabel $link. Jika MySQL gagal diakses, maka fungsi die() akan memerintahkan PHP untuk menghentikan program.
Namun jika koneksi berhasil, pada baris ke-12 saya membuat fungsi mysql_query() untuk menjalankan query ’SHOW DATABASES’. Query ini adalah perintah untuk menampilkan seluruh nama database yang ada pada MySQL.
Kode program pada baris ke-15 digunakan untuk menampilkan hasil query. Fungsi mysql_fetch_row() belum saya bahas, dan akan kita pelajari pada tutorial berikutnya.
Apabila query yang digunakan lebih panjang dan kompleks, anda bisa menyimpannya di dalam sebuah variabel terlebih dahulu, baru kemudian dijalankan dengan mysql_query(), seperti contoh berikut ini:
$query="SELECT * FROM mahasiswa WHERE IPK>5";
$result=mysql_query($query,$link);
Dengan memindahkan query kedalam variabel, akan membuat program kita menjadi lebih rapi.
Argumen kedua dari fungsi mysql_query() juga boleh tidak ditulis, dan PHP akan menggunakan link koneksi MySQL terakhir yang tersedia, seperti contoh berikut:duniailkom.com
$query="SELECT * FROM mahasiswa WHERE IPK>5";
$result=mysql_query($query);
Fungsi mysql_connect() dan mysql_query() adalah fungsi paling dasar dalam koneksi PHP dengan MySQL. Untuk menampilkan hasil dari query tersebut, PHP menyediakan berbagai cara yang bisa digunakan untuk berbagai situasi. Cara pengaksesan ini akan kita pelajari pada artikel-artikel selanjutnya.


duniailkom.com

mengenal fungsi koneksi PHP-mysql

Mengenal Fungsi koneksi PHP-MySQL: mysql_connect()

Untuk membuat koneksi antara PHP dengan MySQL menggunakan mysql extension, PHP menyediakan fungsi mysql_connect().
Fungsi ini diibaratkan sebagai cara untuk login kedalam MySQL Server. Fungsi mysql_connect() membutuhkan 3 argumen, dan mengembalikan nilai fungsi berupa ‘variabel koneksi’ ke MySQL.
Berikut adalah format dasar penulisan fungsi mysql_connect():
$link = mysql_connect(’mysql_host’, 'mysql_user', 'mysql_password');
  • $link merupakan variabel yang akan menampung hasil dari fungsi mysql_connect (). Jika berhasil terhubung dengan MySQL, $link akan berisi nilai yang berfungsi sebagai ’link koneksi’ dengan MySQL. Link koneksi ini akan dibutuhkan sepanjang program PHP-MySQL nantinya. Di dalam PHP, variabel $link ini dikenal dengan istilah handler, yakni variabel yang meng-handle koneksi ke MySQL.
  • mysql_host adalah argumen pertama dari fungsi mysql_connect(). Nilai mysql_host diisi dengan alamat komputer dimana MySQL Server berjalan. Jika anda menjalankan MySQL menggunakan XAMPP di komputer yang sama dengan tempat web server Apache berjalan, maka alamat ini bisa diisi dengan ’localhost’ atau ’127.0.0.1’. Namun jika MySQL server dijalankan dari komputer lain, argumen ini akan berisi IP address dari komputer tersebut.
  • mysql_user adalah nama user MySQL dimana kita akan login. Seperti ’root’, ’admin’, ’andi’ dan lain-lain tergantung kepada user MySQL yang telah terdaftar di server. Cara membuat dan menghapus user MySQL telah saya bahas pada Tutorial Cara Membuat dan Menghapus User MySQL (CREATE USER). Jika anda menggunakan MySQL bawaan XAMPP, user ’root’ dapat digunakan.
  • mysql_password diisi dengan password dari user yang dibuat pada argumen mysql_user.
Variabel $link yang berisi link koneksi PHP-MySQL (hasil dari fungsi mysql_connect()), termasuk ke dalam kelompok tipe data khusus PHP yang disebut resources. Variabel Resources tidak bisa berdiri sendiri dan biasanya digunakan sebagai argumen untuk fungsi lain. Anda bebas mengganti nama variabel $link dengan nama lain, seperti $koneksi, $link_mysql, dll.
Jika koneksi dengan PHP gagal dilakukan, fungsi mysql_connect() akan mengembalikan nilai Boolean FALSE. Hasil FALSE ini akan disimpan dalam variabel $link dan bisa kita gunakan dalam perulangan IF untuk menampilkan error yang terjadi.

Cara Membuat Koneksi PHP dengan MySQL

Untuk mengetahui cara membuat koneksi antara MySQL dengan PHP, langsung saja kita masuk kedalam contoh kode program cara penggunaan fungsi mysql_connect().
Berikut adalah kode PHP untuk membuat koneksi dengan MySQL:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
<?php
//buat koneksi MySQL untuk user: root, tanpa password, alamat: localhost
$link=mysql_connect('localhost','root','');
//cek apakah koneksi dengan MySQL berhasil
if ($link)
   {
     //koneksi berhasil
     echo "Koneksi dengan MySQL berhasil";
   }
else
   {
     //koneksi gagal
     echo "Koneksi dengan MySQL gagal";
   }
//memeriksa nilai dari $link
echo "<br />";
echo 'hasil var_dump variabel $link : ';
var_dump($link);
?>
Jika koneksi dengan MySQL berhasil, maka di dalam web browser akan tampil gambar seperti berikut ini:
Koneksi dengan PHP dengan MySQL Server Berhasil
Pada bagian pertama kode program, saya membuat fungsi mysql_connect(‘localhost’,’root’,”). Fungsi ini berarti saya mencoba login dengan MySQL Server yang berada di alamat localhost (komputer yang sama dengan web server berada), nama user ’root’ dan password ’’ (string kosong, yang berarti tanpa password).
Fungsi mysql_connect() mengembalikan kondisi status koneksi ke dalam variabel $link. Variabel $link akan berisi link koneksi (bertipe resources) jika berhasil terkoneksi dengan MySQL, dan akan bernilai TRUE jika dikonversi menjadi Boolean.
Namun variabel $link akan berisi nilai Boolean FALSE jika PHP gagal login ke MySQL. Nilai $link ini selanjutnya bisa digunakan untuk pengecekan apakah koneksi berhasil atau tidak.
Jika terjadi kesalahan, misalkan saja saya mengubah password root menjadi ’123456’, maka tampilan web browser akan seperti berikut ini:
Koneksi dengan PHP dengan MySQL Server Gagal
Seperti yang terlihat, PHP mengeluarkan pesan error mysql_connect(): Access denied for user ‘root’@’localhost’ (using password: YES), yang berarti login ke MySQL gagal karena salah password untuk user root.
Agar lebih informatif, diakhir program saya tampilkan nilai dari variabel $link dengan menggunakan fungsi var_dump(). Anda akan melihat bahwa variabel $link bertipe data ’resources’ jika koneksi berhasil, dan bertipe data Boolean FALSE, jika koneksi gagal.



Sedikit catatan tentang user MySQL jika menggunakan MySQL Server dari XAMPP. Selain user root, MySQL bawaan XAMPP juga berisi beberapa user lain. Berikut adalah daftar user tersebut:
Daftar User dalam MySQL Server bawaan XAMPP
Hal yang penting dari tabel diatas, MySQL membolehkan user dengan nama: ANY, yang berarti MySQL bawaan XAMPP membolehkan user dengan nama apapun untuk masuk ke MySQL Server, sehingga jika anda mengubah contoh kita menjadi: $link=mysql_connect(‘localhost’,’aku_siapa’,”), PHP akan tetap berhasil masuk kedalam MySQL Server.
MySQL versi XAMPP memang tidak dirancang untuk keamanan, namun lebih kepada kemudahan dalam membuat kode program PHP.

Mengenal fungsi die() dan exit() dalam PHP

Salah satu fungsi PHP yang sering digunakan pada saat melakukan koneksi dengan MySQL adalah fungsi die() dan exit().
Sesuai dengan namanya, fungsi ini bertujuan untuk ’membunuh’ atau ’keluar’ dari PHP. Kedua fungsi ini bertujuan untuk membuat proses PHP berhenti diproses pada saat itu juga (pada saat fungsi ini dipanggil).
Sebelum ’bunuh diri’, fungsi die() dan exit() bisa menampilkan “pesan terakhir”.
Berikut adalah penggunaan fungsi die() dalam membuat koneksi antara PHP dengan MySQL:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
<?php
//buat koneksi dengan MySQL
$link=mysql_connect('localhost','root','123');
//cek apakah koneksi dengan MySQL berhasil
if ($link)
   {
     //koneksi berhasil
     echo "Koneksi dengan MySQL berhasil";
   }
else
   {
     //koneksi gagal
     die("Koneksi dengan MySQL gagal");
     echo "Pesan ini tidak akan pernah ditampilkan";
   }
?>
Fungsi die() pada kode diatas akan menyebabkan proses PHP berhenti jika login ke database MySQL gagal dilakukan. Dengan menggunakan fungsi die(), kita bisa memastikan bahwa PHP tidak akan mengeksekusi perintah-perintah selanjutnya.
Apabila kita tidak menggunakan die(), maka PHP akan terus menjalankan proses berikutnya yang akan menghasilkan error (karena koneksi ke database memang tidak akan bisa dilakukan).

Menghentikan koneksi PHP MySQL dengan mysql_close()

Koneksi PHP dengan MySQL akan dihentikan secara otomatis pada saat eksekusi program selesai, yaitu pada saat halaman PHP selesai diproses, sehingga kita tidak perlu menghentikanya secara manual.
Namun jika anda ingin menghentikan koneksi dengan MySQL pada saat program PHP sedang berjalan, PHP menyediakan fungsi mysql_close(). Fungsi ini membutuhkan 1 buah argumen yang diisi dengan variabel ‘link koneksi’ hasil pemanggilan fungsi mysql_connect(). Variabel koneksi ini bersifat opsional, dan jika diabaikan maka PHP akan menggunakan koneksi mysql terakhir.
Berikut adalah contoh penggunaan fungsi mysql_close():
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<?php
//buat koneksi dengan MySQL
$link=mysql_connect('localhost','root','123');
//...Kode Program PHP-MySQL
//...Kode Program PHP-MySQL
//...Kode Program PHP-MySQL
  
//menghentikan koneksi dengan MySQL
mysql_close($link);
//...Kode Program PHP
//...Kode Program PHP

Lagu ciptaan Via Vallen bikin Baper ( JERIT HATIKU ( RAPP VERSION )

333 Kode Rahasia Kuota Murah Telkomsel 2017

Minggu, 23 Juli 2017

Pengertian Bahasa Pemograman Script (Scripting Language) PHP

PHP termasuk kedalam kelompok bahasa pemograman yang disebut scripting language. Secara sederhana, Bahasa Pemograman Script adalah jenis bahasa pemograman yang tidak memerlukan lingkungan kerja khusus untuk berjalan (wikipedia), dan umumnya dapat disisipkan ke dalam kode bahasa pemograman lain.
Dalam dunia pemograman web, sebagian besar bahasa pemograman yang digunakan merupakan bahasa pemograman jenis script. Sebuah file PHP selain berisi kode PHP itu sendiri, dapat juga berisi kode HTML, JavaScript dan CSS, semua dalam sebuah file PHP.
Web server Apache akan memililah-milah bagaimana cara menjalankan kode script tersebut, sehingga dibutuhkan suatu cara untuk memberitahu web server bahwa kode “ini” adalah PHP, dan kode “itu” adalah HTML.

Cara Kerja Server dalam Menjalankan Kode PHP

Pada tutorial Pengertian dan Fungsi PHP dalam Pemograman Web, kita telah melihat apa yang bisa dilakukan PHP untuk mempermudah penulisan HTML. Kali ini kita akan mengulangi hal yang sama dengan contoh berikut ini:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
   <title>Belajar PHP</title>
</head>
<body>
   <p>Kalimat ini dibuat menggunakan HTML saja </p>
   <?php
      echo " <p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>";
   ?>
</body>
</html>
Walaupun kode diatas terdiri dari HTML dan PHP, agar web server “mau” mengeksekusi kode PHP yang terdapat di dalamnya, file tersebut harus di save sebagai file PHP, yakni dengan akhiran file *.php.
Savelah kode tersebut sebagai cara_kerja.php dalam folder D:\xampp\htdocs\belajar. Berikutnya buka browser, dan ketikkan alamat berikut: localhost/belajar/cara_kerja.php
Jika tidak ada masalah, akan tampil hasil sebagai berikut:
Cara Kerja Web Server PHP - Contoh Menjalankan File PHP
Selanjutnya, mari kita bahas cara kerja web server dalam menangani kode program diatas:
  1. Web Server akan melihat extension (jenis) file yang diakses. Jika file yang dijalankan adalah cara_kerja.html, maka web server tidak akan memanggil modul PHP untuk menjalankan kode PHP, karena web server menganggap itu adalah file HTML biasa, dan menampilkannya langsung tanpa diproses. Namun jika file tersebut adalah cara_kerja.php, maka web server akan menjalankan modul PHP, dan mengeksekusi kode PHP yang ada di dalam file tersebut.
  2. Web Server Apache akan memulai memproses file cara_kerja.php dimulai dari baris paling pertama sampai baris paling akhir secara berurutan.
  3. Pada baris pertama, web server akan mendapati tag pembuka HTML, yakni <!DOCTYPE html> dan diikuti dengan tag-tag HTML lainnya. Karena tidak menemukan instruksi untuk masuk ke mode PHP, seluruh tag HTML ini tidak memerlukan proses, dan langsung di kirim ke web browser.
  4. Begitu web server menemukan tag <?php pada baris ke-7, maka tag tersebut menginstruksikan kepada web server bahwa kode selanjutnya terdiri dari kode PHP, sehingga apa pun yang ditulis setelah tag ini akan diproses mengikuti aturan bahasa pemograman PHP, kita sebut saja proses ini sebagai PHP mode.
  5. Mulai dari tag <?php adalah PHP mode. Di dalam PHP mode inilah kita akan membuat kode pemograman PHP. Untuk contoh kita diatas, saya membuat sebuah perintah sederhana PHP, yakni echo. Echo adalah perintah di dalam PHP yang digunakan untuk menampilkan text yang berada diantara kedua tanda kutip () ke dalam browser. Dalam contoh diatas, echo kita gunakan untuk menampilkan text: “<p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>” ke dalam web browser. Sehingga anda akan  melihat text tersebut tampil di web browser.
  6. Web server akan terus berada dalam PHP mode sampai menemukan tag penutup PHP, yakni tag ?> yang menandakan akhir dari PHP.
  7. Tag ?> selain menandakan untuk keluar dari mode PHP, juga menginstruksikan kepada web server bahwa text berikutnya akan diproses sebagai text HTML biasa.
Dalam contoh diatas, sebagian besar kode PHP tersebut berupa kode HTML. Namun kita bisa juga membuat sebuah file yang seluruhnya merupakan PHP.
Sebagai contoh kedua, saya akan memodifikasi file cara_kerja.php sebelumnya, menjadi berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<?php
   echo "<!DOCTYPE html>";
   echo "<html>"
   echo "<head>";
      echo "<title>Belajar PHP</title>";
   echo "</head>";
   echo "<body>";
      echo " <p>Kalimat ini tidak lagi dibuat menggunakan HTML </p>";
      echo " <p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>";
   echo "</body>";
   echo "</html>";
?>
Cara Kerja Web Server PHP - Contoh Menjalankan File PHP 2
Jika anda menjalankan kode PHP diatas, tampilan yang dihasilkan akan persis sama dengan kode cara_kerja.php pertama. Perbedaan hanya bagaimana cara kita memproses dan membagi halaman tersebut, mana yang bisa ditulis dengan kode HTML biasa, dan mana yang harus ditulis menggunakan PHP.
Jadi mana yang lebih baik? Contoh pertama yang menggunakan kode HTML dengan sedikit kode PHP, atau contoh kedua yang menggunakan kode PHP seluruhnya?
Anda bebas menggunakan apa yang dirasa lebih mudah, walaupun sebagian besar programmer akan menyukai gaya penulisan yang pertama, dimana kita hanya masuk ke mode PHP apabila diperlukan saja, dan beban web server juga akan berkurang karena tidak terus menerus memproses PHP.
Tetapi kecepatan eksekusi PHP ini tidak akan dapat anda bedakan terutama untuk file PHP sederhana seperti diatas. PHP sudah dioptimasi sedemikian rupa agar dapat dieksekusi dengan cepat layaknya file HTML biasa. Contohnya situs duniailkom. Situs ini dibuat menggunakan wordpress yang terdiri dari ribuan baris kode PHP pada setiap halaman yang ditampilkan.

Pengertian Bahasa Pemograman Script (Scripting Language) PHP

PHP termasuk kedalam kelompok bahasa pemograman yang disebut scripting language. Secara sederhana, Bahasa Pemograman Script adalah jenis bahasa pemograman yang tidak memerlukan lingkungan kerja khusus untuk berjalan (wikipedia), dan umumnya dapat disisipkan ke dalam kode bahasa pemograman lain.
Dalam dunia pemograman web, sebagian besar bahasa pemograman yang digunakan merupakan bahasa pemograman jenis script. Sebuah file PHP selain berisi kode PHP itu sendiri, dapat juga berisi kode HTML, JavaScript dan CSS, semua dalam sebuah file PHP.
Web server Apache akan memililah-milah bagaimana cara menjalankan kode script tersebut, sehingga dibutuhkan suatu cara untuk memberitahu web server bahwa kode “ini” adalah PHP, dan kode “itu” adalah HTML.

Cara Kerja Server dalam Menjalankan Kode PHP

Pada tutorial Pengertian dan Fungsi PHP dalam Pemograman Web, kita telah melihat apa yang bisa dilakukan PHP untuk mempermudah penulisan HTML. Kali ini kita akan mengulangi hal yang sama dengan contoh berikut ini:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
   <title>Belajar PHP</title>
</head>
<body>
   <p>Kalimat ini dibuat menggunakan HTML saja </p>
   <?php
      echo " <p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>";
   ?>
</body>
</html>
Walaupun kode diatas terdiri dari HTML dan PHP, agar web server “mau” mengeksekusi kode PHP yang terdapat di dalamnya, file tersebut harus di save sebagai file PHP, yakni dengan akhiran file *.php.
Savelah kode tersebut sebagai cara_kerja.php dalam folder D:\xampp\htdocs\belajar. Berikutnya buka browser, dan ketikkan alamat berikut: localhost/belajar/cara_kerja.php
Jika tidak ada masalah, akan tampil hasil sebagai berikut:
Cara Kerja Web Server PHP - Contoh Menjalankan File PHP
Selanjutnya, mari kita bahas cara kerja web server dalam menangani kode program diatas:
  1. Web Server akan melihat extension (jenis) file yang diakses. Jika file yang dijalankan adalah cara_kerja.html, maka web server tidak akan memanggil modul PHP untuk menjalankan kode PHP, karena web server menganggap itu adalah file HTML biasa, dan menampilkannya langsung tanpa diproses. Namun jika file tersebut adalah cara_kerja.php, maka web server akan menjalankan modul PHP, dan mengeksekusi kode PHP yang ada di dalam file tersebut.
  2. Web Server Apache akan memulai memproses file cara_kerja.php dimulai dari baris paling pertama sampai baris paling akhir secara berurutan.
  3. Pada baris pertama, web server akan mendapati tag pembuka HTML, yakni <!DOCTYPE html> dan diikuti dengan tag-tag HTML lainnya. Karena tidak menemukan instruksi untuk masuk ke mode PHP, seluruh tag HTML ini tidak memerlukan proses, dan langsung di kirim ke web browser.
  4. Begitu web server menemukan tag <?php pada baris ke-7, maka tag tersebut menginstruksikan kepada web server bahwa kode selanjutnya terdiri dari kode PHP, sehingga apa pun yang ditulis setelah tag ini akan diproses mengikuti aturan bahasa pemograman PHP, kita sebut saja proses ini sebagai PHP mode.
  5. Mulai dari tag <?php adalah PHP mode. Di dalam PHP mode inilah kita akan membuat kode pemograman PHP. Untuk contoh kita diatas, saya membuat sebuah perintah sederhana PHP, yakni echo. Echo adalah perintah di dalam PHP yang digunakan untuk menampilkan text yang berada diantara kedua tanda kutip () ke dalam browser. Dalam contoh diatas, echo kita gunakan untuk menampilkan text: “<p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>” ke dalam web browser. Sehingga anda akan  melihat text tersebut tampil di web browser.
  6. Web server akan terus berada dalam PHP mode sampai menemukan tag penutup PHP, yakni tag ?> yang menandakan akhir dari PHP.
  7. Tag ?> selain menandakan untuk keluar dari mode PHP, juga menginstruksikan kepada web server bahwa text berikutnya akan diproses sebagai text HTML biasa.
Dalam contoh diatas, sebagian besar kode PHP tersebut berupa kode HTML. Namun kita bisa juga membuat sebuah file yang seluruhnya merupakan PHP.
Sebagai contoh kedua, saya akan memodifikasi file cara_kerja.php sebelumnya, menjadi berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<?php
   echo "<!DOCTYPE html>";
   echo "<html>"
   echo "<head>";
      echo "<title>Belajar PHP</title>";
   echo "</head>";
   echo "<body>";
      echo " <p>Kalimat ini tidak lagi dibuat menggunakan HTML </p>";
      echo " <p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>";
   echo "</body>";
   echo "</html>";
?>
Cara Kerja Web Server PHP - Contoh Menjalankan File PHP 2
Jika anda menjalankan kode PHP diatas, tampilan yang dihasilkan akan persis sama dengan kode cara_kerja.php pertama. Perbedaan hanya bagaimana cara kita memproses dan membagi halaman tersebut, mana yang bisa ditulis dengan kode HTML biasa, dan mana yang harus ditulis menggunakan PHP.
Jadi mana yang lebih baik? Contoh pertama yang menggunakan kode HTML dengan sedikit kode PHP, atau contoh kedua yang menggunakan kode PHP seluruhnya?
Anda bebas menggunakan apa yang dirasa lebih mudah, walaupun sebagian besar programmer akan menyukai gaya penulisan yang pertama, dimana kita hanya masuk ke mode PHP apabila diperlukan saja, dan beban web server juga akan berkurang karena tidak terus menerus memproses PHP.
Tetapi kecepatan eksekusi PHP ini tidak akan dapat anda bedakan terutama untuk file PHP sederhana seperti diatas. PHP sudah dioptimasi sedemikian rupa agar dapat dieksekusi dengan cepat layaknya file HTML biasa. Contohnya situs duniailkom. Situs ini dibuat menggunakan wordpress yang terdiri dari ribuan baris kode PHP pada setiap halaman yang ditampilkan.

Pengertian Bahasa Pemograman Script (Scripting Language) PHP

PHP termasuk kedalam kelompok bahasa pemograman yang disebut scripting language. Secara sederhana, Bahasa Pemograman Script adalah jenis bahasa pemograman yang tidak memerlukan lingkungan kerja khusus untuk berjalan (wikipedia), dan umumnya dapat disisipkan ke dalam kode bahasa pemograman lain.
Dalam dunia pemograman web, sebagian besar bahasa pemograman yang digunakan merupakan bahasa pemograman jenis script. Sebuah file PHP selain berisi kode PHP itu sendiri, dapat juga berisi kode HTML, JavaScript dan CSS, semua dalam sebuah file PHP.
Web server Apache akan memililah-milah bagaimana cara menjalankan kode script tersebut, sehingga dibutuhkan suatu cara untuk memberitahu web server bahwa kode “ini” adalah PHP, dan kode “itu” adalah HTML.

Cara Kerja Server dalam Menjalankan Kode PHP

Pada tutorial Pengertian dan Fungsi PHP dalam Pemograman Web, kita telah melihat apa yang bisa dilakukan PHP untuk mempermudah penulisan HTML. Kali ini kita akan mengulangi hal yang sama dengan contoh berikut ini:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
   <title>Belajar PHP</title>
</head>
<body>
   <p>Kalimat ini dibuat menggunakan HTML saja </p>
   <?php
      echo " <p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>";
   ?>
</body>
</html>
Walaupun kode diatas terdiri dari HTML dan PHP, agar web server “mau” mengeksekusi kode PHP yang terdapat di dalamnya, file tersebut harus di save sebagai file PHP, yakni dengan akhiran file *.php.
Savelah kode tersebut sebagai cara_kerja.php dalam folder D:\xampp\htdocs\belajar. Berikutnya buka browser, dan ketikkan alamat berikut: localhost/belajar/cara_kerja.php
Jika tidak ada masalah, akan tampil hasil sebagai berikut:
Cara Kerja Web Server PHP - Contoh Menjalankan File PHP
Selanjutnya, mari kita bahas cara kerja web server dalam menangani kode program diatas:
  1. Web Server akan melihat extension (jenis) file yang diakses. Jika file yang dijalankan adalah cara_kerja.html, maka web server tidak akan memanggil modul PHP untuk menjalankan kode PHP, karena web server menganggap itu adalah file HTML biasa, dan menampilkannya langsung tanpa diproses. Namun jika file tersebut adalah cara_kerja.php, maka web server akan menjalankan modul PHP, dan mengeksekusi kode PHP yang ada di dalam file tersebut.
  2. Web Server Apache akan memulai memproses file cara_kerja.php dimulai dari baris paling pertama sampai baris paling akhir secara berurutan.
  3. Pada baris pertama, web server akan mendapati tag pembuka HTML, yakni <!DOCTYPE html> dan diikuti dengan tag-tag HTML lainnya. Karena tidak menemukan instruksi untuk masuk ke mode PHP, seluruh tag HTML ini tidak memerlukan proses, dan langsung di kirim ke web browser.
  4. Begitu web server menemukan tag <?php pada baris ke-7, maka tag tersebut menginstruksikan kepada web server bahwa kode selanjutnya terdiri dari kode PHP, sehingga apa pun yang ditulis setelah tag ini akan diproses mengikuti aturan bahasa pemograman PHP, kita sebut saja proses ini sebagai PHP mode.
  5. Mulai dari tag <?php adalah PHP mode. Di dalam PHP mode inilah kita akan membuat kode pemograman PHP. Untuk contoh kita diatas, saya membuat sebuah perintah sederhana PHP, yakni echo. Echo adalah perintah di dalam PHP yang digunakan untuk menampilkan text yang berada diantara kedua tanda kutip () ke dalam browser. Dalam contoh diatas, echo kita gunakan untuk menampilkan text: “<p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>” ke dalam web browser. Sehingga anda akan  melihat text tersebut tampil di web browser.
  6. Web server akan terus berada dalam PHP mode sampai menemukan tag penutup PHP, yakni tag ?> yang menandakan akhir dari PHP.
  7. Tag ?> selain menandakan untuk keluar dari mode PHP, juga menginstruksikan kepada web server bahwa text berikutnya akan diproses sebagai text HTML biasa.
Dalam contoh diatas, sebagian besar kode PHP tersebut berupa kode HTML. Namun kita bisa juga membuat sebuah file yang seluruhnya merupakan PHP.
Sebagai contoh kedua, saya akan memodifikasi file cara_kerja.php sebelumnya, menjadi berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
<?php
   echo "<!DOCTYPE html>";
   echo "<html>"
   echo "<head>";
      echo "<title>Belajar PHP</title>";
   echo "</head>";
   echo "<body>";
      echo " <p>Kalimat ini tidak lagi dibuat menggunakan HTML </p>";
      echo " <p>Kalimat ini dibuat menggunakan PHP </p>";
   echo "</body>";
   echo "</html>";
?>
Cara Kerja Web Server PHP - Contoh Menjalankan File PHP 2
Jika anda menjalankan kode PHP diatas, tampilan yang dihasilkan akan persis sama dengan kode cara_kerja.php pertama. Perbedaan hanya bagaimana cara kita memproses dan membagi halaman tersebut, mana yang bisa ditulis dengan kode HTML biasa, dan mana yang harus ditulis menggunakan PHP.
Jadi mana yang lebih baik? Contoh pertama yang menggunakan kode HTML dengan sedikit kode PHP, atau contoh kedua yang menggunakan kode PHP seluruhnya?
Anda bebas menggunakan apa yang dirasa lebih mudah, walaupun sebagian besar programmer akan menyukai gaya penulisan yang pertama, dimana kita hanya masuk ke mode PHP apabila diperlukan saja, dan beban web server juga akan berkurang karena tidak terus menerus memproses PHP.
Tetapi kecepatan eksekusi PHP ini tidak akan dapat anda bedakan terutama untuk file PHP sederhana seperti diatas. PHP sudah dioptimasi sedemikian rupa agar dapat dieksekusi dengan cepat layaknya file HTML biasa. Contohnya situs duniailkom. Situs ini dibuat menggunakan wordpress yang terdiri dari ribuan baris kode PHP pada setiap halaman yang ditampilkan.      sumber duniailkom.com

xii

hore aku sudah kelas xii

 assalammualaikum temen -temen kali ini saya akan membantuanda dalam membuat animasi roda berjalan..........simaklah tutorial gambar di baw...